Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Hampir 70% dari tubuh manusia adalah air. Air tersebut sangat berperan penting dalam proses fisiologi dan fungsi lainnya di dalam tubuh. Salah satu jenis air atau cairan yang ada didalam tubuh manusia adalah cairan elektrolit.
Elektrolit merupakan senyawa di dalam larutan yang
berdisosiasi menjadi partikel yang bermuatan (ion) positif atau negatif. Ion
bermuatan positif disebut kation dan ion bermuatan negatif disebut anion.
Elektrolit di dalam tubuh berfungsi untuk proses metabolisme, menjaga tekanan
osmostik, dan menjaga homeostatis cairan tubuh (Yaswir, 2012).
Mengingat pentingnya elektrolit bagi tubuh maka kebutuhan
eletrolit didalam tubuh harus terpenuhi. Manusia akan kehilangan cairan dan
elektrolit tubuh setelah melakukan aktivitas seperti olah raga. Tubuh akan
kehilangan cairan dan elektolit melalui keringat dan juga urin. Kekurangan
cairan elektrolit dapat berakibat buruk bagi tubuh misalnya dehidrasi,
hipokalemia, hipovolemia, dan sebagainya (Juffrie, 2004).
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan sumber
daya alamnya, baik itu tumbuhan, hewan, mineral, dan hasil bumi. Indonesia
dikenal sebagai negara agraris karena pertaniannya yang melimpah. Indonesia
memiliki berbagai jenis tumbuhan dimana tumbuhan ini dapat bermanfaat sebagai
bahan makanan, bahan sandang, bahan bangunan, dan juga untuk obat-obatan.
Salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai obat
adalah kelapa. Kelapa merupakan tanaman yang kaya akn manfaat. Salah satu
manfaat dari kelapa adalah bagian airnya. Air kelapa merupakan salah satu
minuman yang mengandung elektrolit alami yang dapat digunakan untuk mengatasi
dehidrasi. Air kelapa dapat digunakan untuk mengganti cairan elektrolit tubuh
yang hilang karena kandungannya yang sama dengan elektrlolit tubuh manusia
(Katmawanti, 2014).
Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui manfaat air kelapa sebagai pengganti cairan elektrolit tubuh.
Cairan Elektrolit
Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi
partikel yang bermuatan (ion) positif atau negatif. Ion bermuatan positif
disebut kation dan ion bermuatan negatif disebut anion.
Elektrolit merupakan mineral dalam darah dan cairan lainnya dalam tubuh yang
membawa muatan listrik, bisa berupa kalsium, klorida, magnesium, fosfor,
kalium, natrium serta garam termasuk klorida, bikarbonat dan fosfat (Anonim, 2014).
Cairan
elektrolit terdiri dari dua macam ion, yaitu ion positif ynag disebut dengan
kation dan ion negatif yang disebut dengan anion. Contoh ion positif yang ada
pada elektrolit tubuh adalah natrium (Na+), kalsium (Ca2+),
magnesium (Mg2+), dan kalium (K+). Contoh ion negatif
yang ada pada elektrolit tubuh adalah klorida (Cl-), fosfat (HPO42-),
dan bikarbonat (HCO3-). Elektrolit didalam tubuh ada yang
disebut dengan elktrolit mayor yaitu natrium (Na+), kalium (K+),
klorida (Cl-), dan bikarbonat (HCO3-) (Yaswir,
2012).
Cairan elektrolit didalam tubuh dibedakan menjadi dua macam yaitu ekstrasel dan intrasel. Cairan ekstrasel adalah cairan yang berada di luar sel dan mengandung ion seperti natrium, kalsium klorida, dan bikarbonat. Cairan intrasel adalah cairan yang berada di dalam sel dan mengandung ion seperti kalium, magnesium, sulfat, dan fosfat (Juffrie, 2004).
1) Natrium
Natrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, jumlahnya bisa mencapai 60 mEq per kilogram berat badan dan sebagian kecil (sekitar 10- 14 mEq/L) berada dalam cairan intrasel. Lebih dari 90% tekanan osmotik di cairan ekstrasel ditentukan oleh garam yang mengandung natrium, khususnya dalam bentuk natrium klorida (NaCl) dan natrium bikarbonat (NaHCO3) sehingga perubahan tekanan osmotik pada cairan ekstrasel menggambarkan perubahan konsentrasi natrium (Yaswir, 2012).
Nilai rujukan kadar natrium pada:
serum bayi : 134-150 mmol/L
serum anak dan dewasa : 135-145 mmol/L
urine anak dan dewasa : 40-220 mmol/24 jam
cairan serebrospinal : 136-150 mmol/L
feses : kurang dari 10 mmol/hari
2) Kalium
Sekitar 98% jumlah kalium dalam tubuh berada di dalam
cairan intrasel. Konsentrasi kalium
intrasel sekitar 145 mEq/L dan konsentrasi kalium ekstrasel 4-5 mEq/L
(sekitar 2%). Jumlah konsentrasi kalium pada orang dewasa berkisar 50-60 per
kilogram berat badan (3000-4000 mEq). Jumlah kalium ini dipengaruhi oleh umur
dan jenis kelamin. Jumlah kalium pada wanita 25% lebih kecil dibanding pada
laki-laki dan jumlah kalium pada orang dewasa lebih kecil 20% dibandingkan pada
anak-anak.
Perbedaan kadar kalium di dalam plasma dan cairan interstisial dipengaruhi oleh keseimbangan Gibbs-Donnan, sedangkan perbedaan kalium cairan intrasel dengan cairan interstisial adalah akibat adanya transpor aktif (transpor aktif kalium ke dalam sel bertukar dengan natrium) (Yaswir, 2012).
Nilai rujukan kalium serum pada:
serum bayi : 3,6-5,8 mmol/L
serum anak : 3,5-5,5 mmo/L
serum dewasa : 3,5-5,3 mmol/L
urine anak : 17-57 mmol/24 jam
urine dewasa : 40-80 mmol/24 jam
cairan lambung : 10 mmol/L
3) Klorida
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel. Pemeriksaan konsentrasi klorida dalam plasma berguna sebagai diagnosis banding pada gangguan keseimbangan asam-basa, dan menghitung anion gap. Jumlah klorida pada orang dewasa normal sekitar 30 mEq per kilogram berat badan. Sekitar 88% klorida berada dalam cairan ekstraseluler dan 12% dalam cairan intrasel. Konsentrasi klorida pada bayi lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak dan dewasa (Yaswir, 2012).
Nilai Rujukan Klorida
serum bayi baru lahir : 94-112 mmol/L
serum anak : 98-105 mmol/L
serum dewasa : 95-105 mmol/L
keringat anak : <50 mmol/L
keringat dewasa : <60 mmol/L
urine : 110-250 mmol/24 jam
feses : 2 mmol/24 jam
4) Bikarbonat
Asam bikarbonat
merupakan salah satu ion yang paling banyak ditemukan di cairan ekstrasel atau
di luar sel. asam bikarbonat berfungsi untuk menjaga keseimbangan pH tubuh.
Beberapa fungsi dari cairan elektrolit
tubuh adalah sebagai berikut :
·
Berfungsi
dalam proses metabolisme tubuh
·
Menjaga
keseimbangan air di dalam tubuh
·
Menjaga
keseimbangan pH tubuh
·
Membantu
fungsi kerja otot
·
Menghasilkan
energi dan menjaga stabilitas dinding sel
·
Membantu
mengatasi dehidrasi
·
Menjaga
tekanan osmotik tubuh
·
Menjaga
homeostatis cairan tubuh
Gangguan Kekurangan Cairan Elekrolit
Manusia dapat kehilangan cairan elektrolit karena
beberapa faktor :
1. Aktivitas, orang yang melakukan aktivitas seperti
olah raga akan kehilangan cairan elektrolit.
2. Suhu, pada suhu yang panas maka orang cenderung
akan sering berkeringat sehingga cairan elektrolit akan keluar dari tubuh.
Sebaliknya pada sushu yang dingin orang akan merasa lebih sering untuk buang
air kecil, sehingga cairan elektrolit akan keluar melalui urine.
3. Kondisi sakit
4. Pengobatan, misalnya diberi obat deuretik yang
dapat mempebgaruhi cairan elektrolit tubuh
5. Tindakan medis, seperti suction, nasogastric tube
6. Pembedahan, Pasien dengan
tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan (Katmawanti,
2014).
Keluarnya
cairan tubuh melaui keringat berimbas pada keluarnya mineral-mineral tubuh yang
yang larut dalam air. keringat ketika
keluar juga akan membawa sejumlah elektrolit makro yaitu natrium, kalium dan
klorida. Pendapat lain menurut Darmawan (2013) mengemukakan bahwa makin besar
intensitas latihan, suhu dan kelembapan, akan semakin besar kehilangan air.
Keluarnya air serta mineral seperti natrium, klor, kalium, kalsium, dan
magnesium yang bertugas menjaga keseimbangan cairan didalam tubuh, menjaga irama
jantung, serta relaksasi otot akan berimbas pada timbulnya rasa lelah
(Kurniawan, 2014).
Kekurangan atau kehilangan elekrtolit
akan berdampak buruk bagi tubuh, seperti hilangnya konsentrasi, gangguan
keseimbangan cairan tubuh, dan tidak berfungsinya organ tubuh dengan baik.
berikut adalah beberapa contoh gangguan dari kurangnya cairan elektrolit tubuh
:
a) Dehidrasi
Dehidrasi
adalah kekurangan cairan tubuh. Penyebab dehidrasi adalah kehilangan cairan
yang berlebihan atau kekurangan pemasukan cairan tubuh. Dehidrasi ada beberapa
jenis yaitu dehidrasi ringan, dehidrasi sedang, dan dehidrasi berat. Dehidrasi berhubungan dengan fungsi berbagai
macam sistim organ jadi homeostasis cairan tubuh tak dapat dipertahankan.
Pengobatan yang efektif hanyalah
pengembalikan fungsi ginjal sehingga ginjal dapat memandu memperbaiki
keseimbangan asam basa dan elektrolit. Kehilangan volume cairan yang ringan bisa diganti dengan
cairan oral meskipun banyak senter melakukan penggantian secara parenteral.
pada anak biasanya dehidrasi disebabkan oleh diare dan muntah (Juffrie, 2004).
b)
Hiponatremia
Kehilangan natrium klorida pada cairan ekstrasel atau
penambahan air yang berlebihan pada cairan ekstrasel akan menyebabkan penurunan
konsentrasi natrium plasma. Kehilangan natrium klorida primer biasanya terjadi
pada dehidrasi hipoosmotik seperti pada keadaan berkeringat selama aktivitas
berat yang berkepanjangan, berhubungan dengan penurunan volume cairan ekstrasel
seperti diare, muntah-muntah, dan penggunaan diuretik secara berlebihan.
Hiponatremia juga dapat disebabkan oleh beberapa penyakit
ginjal yang menyebabkan gangguan fungsi glomerulus dan tubulus pada ginjal,
penyakit addison, serta retensi air yang berlebihan (overhidrasi
hipo-osmotik) akibat hormon antidiuretik. Kepustakaan lain menyebutkan bahwa
respons fisiologis dari hiponatremia adalah tertekannya pengeluaran ADH dari
hipotalamus (Yaswir, 2012).
c) Hipokalemia
Penyebab
hipokalemia dapat dibagi sebagai berikut :
a. Asupan Kalium Kurang
Orang tua yang
hanya makan roti panggang dan teh, peminum alkohol yang berat sehingga jarang
makan dan tidak makan dengan baik, atau pada pasien sakit berat yang tidak
dapat makan dan minum dengan baik melalui mulut atau disertai oleh masalah lain
misalnya pada pemberian diuretik atau pemberian diet rendah kalori pada program
menurunkan berat badan dapat menyebabkan hipokalemia.
b. Pengeluaran Kalium Berlebihan
Pengeluaran
kalium yang berlebihan terjadi melalui salura cerna seperti
muntah-muntah,melalui ginjal seperti pemakaian diuretik, kelebihan hormon
mineralokortikoid primer/hiperaldosteronisme primer (sindrom bartteratau
sindrom gitelman) atau melalui keringat yang berlebihan
c. Kalium Masuk ke Dalam Sel
Kalium masuk ke dalam sel dapat terjadi pada alkalosis
ekstrasel, pemberian insulin,
peningkatan aktivitas beta-adrenergik (pemakaian β2- agonis), paralisis
periodik hipokalemik, dan hipotermia
d)
Asidosis metabolik
Asidosis merupakan akibat dari bertambahnya asam atau
berkurangnya / hilangnya basa dari cairan tubuh. Asidosis akan memacu respon
kompensasi berupa meningkatnya ventilasi alveolar (alkalosis respiratorik) dan
turunnya CO2. Adaptasi ini, hiperpnea (nafas dalam dan tak teratur),
biasanya tidak diikuti dengan pH menjadi kembali normal, dan terjadi sangat
cepat dalam beberapa menit. Manifestasi klinis dari asidosis adalah penekanan
pada kontraktil miokardium, aritmia, dilatasi arteri, hipotensi, dan bahkan
udem paru (Juffrie, 2004).
e) Hipoklorinemia
Hipoklorinemia
terjadi jika pengeluaran klorida melebihi pemasukan. Penyebab hipoklorinemia
umumnya sama dengan hiponatremia, tetapi pada alkalosis metabolik dengan
hipoklorinemia, defisit klorida tidak disertai defisit natrium. Hipoklorinemia
juga dapat terjadi pada gangguan yang berkaitan dengan retensi bikarbonat,
contohnya pada asidosis respiratorik kronik dengan kompensasi ginjal (Yaswir,
2012).
Bahan Pengganti Cairan Elektrolit
Kekurangan
elektrolit harus segera ditangani yaitu dengan cara mengganti cairan elektrloit
tubuh. Penggantian cairan elektrolit tubuh akibat dehidrasi ini disebut dengan
rehidrasi. Rehidrasi ada dua jenis yaitu rehidrasi parentaldan rehidrasi oral.
Rehidrasi parental adalah jenis rehidrasi yang digunakan untuk mengatasi
dehidrasi secara awal. Sendangkan rehidrasi oral biasanya digunakan untuk
mengatasi dehidrasi akibat diare dan muntah.
Cairan yang
digunakan untuk mengganti cairan elektrloit biasanya disebut dengan minuman
isotonik, yaitu minuman yang mnegandung elektrolit. Minuman isotonik ada yang
alami dan ada yang buatan. Minuman isotonik buatan biasanya diproduksi oleh
industri dan sudah banyak di pasaran. Sedangkan minuman isotonik alami biasanya
berasal dari tumbuhan. Salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan untuk
mengganti cairan elektrolit tubuh adalah kelapa.
Kelapa
adalah salah satu jenis tanaman yang termasuk ke dalam suku pinang-pinangan
(arecaceae). Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan, mulai dari bunga,
batang, pelepah, daun, buah, bahkan akarnya pun dapat dimanfaatkan. Batang
pohon kelapa merupakan batang tunggal, tetapi terkadang dapat bercabang. Tinggi
pohon kelapa dapat mencapai lebih dari 30 m. Daun kelapa tersusun secara majemuk,
menyirip sejajar tunggal, berwarna kekuningan jika masih muda dan berwarna
hijau tua jika sudah tua.
Buahnya berukuran
besar dengan diameter kira-kira 10-20 cm. Buah kelapa berwarna hijau, kuning,
dan ada yang berwarna orange. Air Kelapa Muda sangat baik untuk dikonsumsi,
selain dapat menghilangkan dahaga di saat kehausan, air kelapa muda memiliki
banyak khasiat bagi kesehatan tubuh. Air buah nyiur ini ternyata punya khasiat
dan nilai gizi yang luar biasa. Bukan hanya unsur makro berupa nitrogen dan
karbon, tetapi juga unsur mikro yang sangat dibutuhkan tubuh ada di air kelapa.
Unsur nitrogen di dalamnya berupa protein yang tersusun dari asam amino,
seperti alanin, sistin, arginin, alin, dan serin.
a. Klasifikasi kelapa
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L
Gambar 1. Buah Kelapa
Sumber: republika.co.id
b. Kandungan dalam air kelapa
Air kelapa
mengandung air 95%, protein 0,1%, lemak kurang dari 0,1%, karbohidrat 4,0 %,
dan abu 0,4%. Air kelapa muda juga me-ngandung vitamin C 2,2 – 3,4 mg/100 ml
dan vitamin B kompleks yang terdiri atas asam nikotinat, asam pantetonat,
biotin, asam folat, vitamin B1 dan sedikit piridoksin.
Air kelapa muda
juga mengandung se-jumlah mineral yaitu nitrogen, fosfor, kalium, magnesium,
klorin, sulfur dan besi. Kandungan mineral K pada air kelapa adalah yang
tertinggi, baik pada air kelapa tua maupun air kelapa muda. Mengkonsumsi
mineral K yang tinggi dapat menurunkan hipertensi, serta membantu mempercepat
absorbsi obat-obatan dalam darah (Bahri, 2012).
Air kelapa merupakan salah satu minuman yang mengandung
elektrolit alami, antara lain kalsium (6,6 mM/L), kalium (77,3 mM/L), natrium
(2,2 mM/L), dan gula yang dapat digunakan untuk mengatasi dehidrasi. Kandungan
total gula, protein, dan elektrolit serta volume air kelapa bervariasi sesuai
umur buah kelapa, dan parameter tersebut maksimum terdapat pada usia 7-9 bulan
(Bahri, 2012).
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa air kelapa merupakan jenis minuman isotonik alami yang dapat digunakan untuk mengganti elektrolit tubuh yang hilang. Daya rehidrasi air kelapa juag jauh lebih baik dibandingkan dengan minuman isotonik lainnya. Rehidrasi dari air kelapa muda menunjukkan penurunan waktu reaksi yang paling tinggi dibandingkan air mineral dan minuman isotonis. Hal ini disebabkan karena didalam air kelapa muda terkandung kalium dan magnesium yang tinggi (Susilo, 2015).
Konsumsi air kelapa untuk mengganti cairan elektrolit tubuh dapat dilakukan dengan cara meminum langsung air kelapa atau dapat juga dengan menambahkan gula pasir ke dalam air kelapa. Namun tingkat rehidrasi yang lebih tinggi adalah air kelapa murni tanpa dicampur dengan gula. Jika kita ingin mengganti cairan elektrolit dan glikosa dalam tubuh maka konsumsi air kelapa dapat ditambahkan dengan gula pasir (Bahri, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Apa Fungsi dan Manfaat Penting Elektrolit
Tubuh.http:// www.infomanfaat.com,
diakses pada tanggal 11 Juni 2016
Anonim. 2010. Manfaat Buah Kelapa. http://www.lunalanun.blogspot.com,
diakses pada tangal 13 Juni 2016
Bahri, Samsul, dkk. 2012.
Penanganan Rehidrasi Setelah Olahraga dengan Air Kelapa (Cocos nucifera L), Air
Kelapa Ditambah Gula Putih, Minuman Suplemen, dan Air Putih. Jurnal Matematika & Sains, (17)1:
22-26
Juffrie, M. 2004. Gangguan
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit pada Penyakit Saluran Cerna. Sari Pediatri, (6)1:52-59
Katmawanti, Septa. 2014.
Pemanfaatan Potensi Daun Kelor (Moringa
oleifera) Dan Air Kelapa (Cocos
nucifera) Untuk Penanganan Rehidrasi dan Periode Recovery Setelah
Pertandingan pada Atlet Sepak Bola:135-145
Kurniawan, Rinal, dkk. 2014.
Pengaruh Pemberian Minuman Isotonik terhadap Waktu Pemulihan pada Atlet
Taekwondo Dojang Universitas Negeri Padang. Scientia,
(4)2:81-84
Susilo, Andi. 2015. Pengaruh Konsumsi Air Kelapa Muda terhadap Waktu Reaksi Setelah Melakukan Interval Training. Jurnal Kesehatan Olahraga, (3)3:94-98
Yaswir, Rismawati dan Ira Ferawati. 2012. Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium, Kalium, dan Klorida Serta Pemeriksaan Laboratorium. Jurnal Kesehatan Andalas, (2)1:80-85